Kalaulah memang suatu hari aku akan jatuh cinta lagi, bolehkah aku berhenti di hari ini saja,,?
Sampai hari ini, aku masih mencintai satu orang, nga mau ganti lagi,, Meskipun, orang yang kucintai itu sudah tidak cinta lagi,,
Aku sudah nyaman,, Sudah lama aku cinta dia, rasa'nya sama dengan keseharian,, Bangun tidur, cinta dia,, Mau tidur, tetap masih cinta,, Hanya saja, sekarang sudah berbeda,,
Cinta yang kurasakan kepada'nya, nga bisa kuluapkan ke yang bersangkutan,, Mau bertemu, tidak bisa,, Mau menyapa, nga berani,, Mau perhatian, nanti mengganggu,, Mau memeluk, pasti pacar'nya marah,, Mau bagaimana,,?
Cinta yang nga bisa ditunjukkan itu rasa'nya kayak pikulan,, Setiap hari kupikul cinta ini, terasa berat sebab banyak memuat kenangan,, Aku khawatir akan hari² yang baru, karena hati ini masih hati yang lama, yang sudah lama menyimpan satu nama,, Siapkah aku jatuh cinta lagi,,? Aku nga tahu,,
Hari esok itu bagai raksasa, aku nga berani menghadapi,, Aku nga berani membayangkan, manakala di masa depan ada cinta yang disediakan untukku, cinta yang baru,, Aku nga berani menghadapi cinta yang baru, aku masih nyaman sama yang lama,,
Sampai kapan aku tetap mencintai'nya,,? Oh betapa dia begitu berarti,,
Masih mencintai'nya itu kenyamanan yang seakan-akan sempurna, meski kalau dipikir², di dalam kenyamanan itu aku kesepian,, Sementara ada lagi yang menakutkan, yaitu waktu,, Cara kerja waktu itu mengejutkan,, Seringkali begitu,, Misal hari ini aku menangis, bisa²nya besok tertawa,,
Namun, karena masih mencintai'nya aku merasa sedikit lebih perkasa dari waktu,, Meski nga mungkin, tetapi bolehlah jadi begitu,, Biarlah waktu berjalan, hanya jangan sampai dia mengatur-atur, misal mengaturku untuk tertawa ketika menangisi'nya kurasa nyaman,,
Aku nga pasrah, melainkan aku memilih keadaan ini,, Kupilih sepi sebagai sofa yang empuk untuk selama'nya aku duduk memandangi kenangan, satu demi satu,, Mencintai'nya itu derita yang dengan sukacita kurawat,, Tidak apa,, Aku yang mau,,
0 Komentar